Departemen kardiologi di Rumah Sakit Waikato menghadapi masalah besar. Mereka membutuhkan lebih banyak tempat tidur tetapi saat ini memiliki dua kali lipat jumlah pasien yang dapat mereka tangani.
Dokter mengatakan keterlambatan dalam operasi jantung menyebabkan waktu tunggu yang lama, hingga delapan minggu. Ini berarti pasien mengambil tempat tidur penting di departemen lain sementara mereka menunggu operasi mereka. Dr. Martin Stiles, ketua Cardiac Society of New Zealand dan mantan ahli jantung di Waikato, mengatakan departemen itu disiapkan untuk 54 tempat tidur tetapi memiliki 109 pasien minggu lalu.
Luapan ini menyebabkan “pemblokiran tempat tidur”, yang menyulitkan pasien di Departemen Gawat Darurat untuk mendapatkan tempat tidur bangsal. Akibatnya, beberapa pasien terjebak menunggu di UGD atau di ambulans. Saat ini, ada 20 pasien rawat inap yang menunggu operasi. Dr. Stiles mengatakan bahwa jika seseorang datang dengan serangan jantung yang membutuhkan operasi, mereka mungkin harus menunggu empat atau lima minggu.
Health New Zealand melaporkan waktu tunggu rata-rata di Waikato adalah 29 hari, tetapi angka ini tidak akurat untuk semua orang. Pasien dengan kebutuhan mendesak mendapatkan operasi yang lebih cepat, sementara mereka yang memiliki gejala lebih sedikit dapat menunggu lebih lama; satu pasien baru-baru ini menunggu 54 hari.
Penundaan ini disebabkan oleh masalah sumber daya seperti peralatan yang rusak, ahli bedah yang lelah, dan beban kerja rumah sakit yang tinggi. Waikato juga tidak memiliki unit perawatan intensif kardiovaskular khusus, yang berarti jika ada krisis, seperti kecelakaan mobil, operasi jantung ditunda.
Waikato dulu mengirim beberapa pasien ke Auckland dan Wellington untuk operasi, tetapi itu telah berhenti. Mereka terkadang menggunakan rumah sakit swasta terdekat Braemar untuk operasi.
Di Selandia Baru, ada lima unit operasi jantung, dengan waktu tunggu terpendek di Wellington sekitar dua hingga tiga minggu. Dr. Sarah Fairley, seorang ahli jantung intervensi, menunjukkan bahwa penantian ini terlalu lama. Dia menyebutkan masalah pendanaan dan peralatan usang sebagai faktor yang berkontribusi terhadap masalah tersebut.
Michelle Sutherland dari Health New Zealand mengakui tekanan pada layanan karena tingginya permintaan dan kekurangan tenaga kerja. Dia mengatakan mereka menggunakan fasilitas swasta seperti Braemar untuk mengisi celah dalam sistem publik, tetapi ini tidak mengurangi sumber daya dari kesehatan masyarakat.
Sutherland menyatakan bahwa Rumah Sakit Waikato memiliki peralatan canggih, tetapi tingginya jumlah pasien merupakan tantangan yang mempengaruhi semua bidang, bukan hanya kardiologi.