Oleh Michael Martina untuk Reuters
China meningkatkan jejak Antartika menurut citra satelit baru yang dikumpulkan oleh sebuah wadah pemikir yang berbasis di Washington yang menunjukkan bahwa pembangunan telah dilanjutkan untuk pertama kalinya sejak 2018 di stasiun kelima negara itu di wilayah kutub selatan.
Beijing telah berusaha mengembangkan rute pelayaran baru di Arktik dan memperluas penelitiannya di Antartika, tetapi pemerintah Barat khawatir bahwa kehadirannya yang semakin meningkat di wilayah kutub dapat memberi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) kemampuan pengawasan yang lebih baik.
Stasiun baru di Pulau Inexpressible di dekat Laut Ross itu diperkirakan akan mencakup observatorium dengan stasiun bumi satelit, dan akan membantu Tiongkok “mengisi kesenjangan besar” dalam kemampuannya untuk mengakses benua itu, demikian ungkap Center for Strategic and International Studies (CSIS) dalam sebuah laporan.
CSIS menggunakan citra satelit yang diambil pada bulan Januari untuk mengidentifikasi fasilitas pendukung baru, bangunan sementara, landasan helikopter, dan fondasi untuk bangunan utama yang lebih besar di stasiun seluas 5.000 meter persegi. Diperkirakan bahwa konstruksi dapat dilakukan pada tahun 2024.
Stasiun ini berada di posisi yang tepat untuk mengumpulkan intelijen sinyal di atas Australia dan Selandia Baru serta data telemetri pada roket yang diluncurkan dari Pusat Antariksa Arnhem yang baru di Australia, katanya.
Setelah selesai, stasiun ini diharapkan akan memiliki dermaga untuk kapal pemecah es Xuelong milik Tiongkok.
CSIS mengatakan kepada Reuters bahwa meskipun AS masih mempertahankan kehadiran penelitian yang lebih besar di Antartika – termasuk fasilitas terbesar di stasiun McMurdo – jejak China tumbuh lebih cepat. Stasiun kelima China akan berjarak 320 km dari stasiun McMurdo, katanya.
Cina menolak klaim bahwa stasiun tersebut akan digunakan untuk spionase.
Kredit: radionz.co.nz