Topik “mobilitas iklim” atau pergerakan orang dan masyarakat karena perubahan iklim, telah menjadi isu kunci pada KTT iklim COP28 di Dubai. Ada sekitar 25 sesi yang berfokus pada kebutuhan dan hak mereka yang terlantar akibat perubahan iklim.
Pada hari pertama KTT, kesepakatan dicapai tentang dana “kerugian dan kerusakan” untuk mendukung negara-negara rentan yang terkena dampak perubahan iklim. Namun, masih belum jelas bagaimana dana ini akan bekerja bersama Global Stocktake, sebuah laporan tentang kemajuan menuju tujuan Perjanjian Paris.
Masalah mobilitas iklim sulit diatasi dalam Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Tidak ada konsensus tentang bagaimana melindungi warga negara yang terancam oleh perubahan iklim. Ada juga sedikit kemauan politik untuk mengubah definisi “pengungsi” untuk memasukkan mereka yang terkena dampak perubahan iklim.
Sebuah perjanjian baru-baru ini antara Australia dan Tuvalu, yang dikenal sebagai Falepili Union, menawarkan jalur bagi warga Tuvalu yang terkena dampak perubahan iklim untuk mendapatkan kewarganegaraan Australia. Namun, perjanjian ini mengharuskan Tuvalu untuk menyetujui dengan Australia tentang pengaturan terkait keamanan dan pertahanan dengan negara-negara lain, yang telah menimbulkan kekhawatiran tentang kedaulatan nasional Tuvalu.
Para kritikus berpendapat bahwa Persatuan Falepili lebih bermanfaat bagi Australia daripada Tuvalu. Mereka juga menunjukkan bahwa warga Tuvalu tidak dikonsultasikan tentang perjanjian tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang terkena dampak perubahan iklim membutuhkan pilihan untuk tinggal di negara asal mereka dengan bermartabat. Strategi sukses untuk tetap di tempatnya sudah digunakan di Pasifik. Misalnya, masyarakat di Samoa telah menemukan cara untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang meminimalkan risiko fisik dan bahaya budaya.
KTT COP28 perlu fokus pada perlindungan kedaulatan negara-negara rentan dan memastikan bahwa keadilan iklim diprioritaskan. Negara-negara pulau kecil dan masyarakat Pasifik, yang berkontribusi sangat sedikit terhadap penyebab perubahan iklim, adalah di antara yang pertama merasakan dampaknya. Hak orang untuk memutuskan masa depan adaptasi mereka sendiri, termasuk opsi untuk beradaptasi di tempat, dapat dibahas di COP28.