Ahli diet Selandia Baru telah mengeluarkan pernyataan untuk mengklarifikasi pedoman saat ini untuk memberi makan bayi, sebagai tanggapan atas pembaruan terbaru dalam Pedoman Pemberian Makanan Global Organisasi Kesehatan Dunia untuk Anak di Bawah Dua.
Pedoman pemberian makan bayi Selandia Baru, diperbarui pada tahun 2021, merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dan melanjutkan menyusui hingga dua tahun atau lebih, bersama dengan diet bergizi. Jika menyusui tidak memungkinkan, susu formula bayi komersial direkomendasikan untuk bayi berusia 0-6 bulan, dan susu formula lanjutan selama 6-12 bulan.
Ahli diet Selandia Baru mengakui tantangan keuangan yang dihadapi banyak orang tua, terutama ketika memutuskan biaya makanan. Namun, mereka menyarankan orang tua untuk mempertimbangkan beberapa faktor kunci sebelum beralih dari susu formula bayi ke susu sapi.
Salah satu faktor ini adalah risiko anemia defisiensi besi. Banyak bayi lahir dengan simpanan zat besi yang rendah dan dapat mengembangkan anemia pada tahun pertama mereka. Risiko ini lebih tinggi jika ibu kekurangan zat besi selama kehamilan atau jika bayi lahir prematur. Formula bayi komersial diperkaya dengan zat besi, sedangkan susu sapi tidak.
Pertimbangan lain adalah dampak susu sapi pada ginjal bayi. Ginjal bayi belum matang saat lahir dan matang selama tahun pertama. Susu sapi memiliki kadar protein dan mineral yang tinggi yang dapat membuat ginjal stres.
Ahli diet Selandia Baru mendesak orang tua untuk berkonsultasi dengan Well Child Provider atau dokter umum mereka sebelum beralih dari susu formula bayi ke susu sapi sejak usia enam bulan, karena setiap bayi unik dan membutuhkan perawatan individu.
Untuk saran nutrisi yang dipersonalisasi, orang tua disarankan untuk berkonsultasi dengan Ahli Diet Terdaftar. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di situs web Dietitians Selandia Baru di www.dietitians.org.nz.