Iming-iming gaji yang lebih tinggi di Australia menarik para perawat Selandia Baru ke Tasman, namun seorang spesialis perekrutan memperingatkan bahwa banyak yang merasa tidak aman secara profesional dan tidak mendapat dukungan. Sejak Agustus, hampir 5.000 perawat Selandia Baru telah mendaftar untuk bekerja di Australia, dan banyak yang mengambil kontrak jangka pendek di daerah pedesaan di mana mereka dapat memperoleh dua atau tiga kali lipat dari upah di Selandia Baru. Namun, peningkatan kesetaraan upah di Selandia Baru berarti bahwa tarif dasar untuk perawat yang lebih berpengalaman sekarang sama atau lebih tinggi daripada di beberapa negara bagian Australia.
Menurut Kate Nattrass, direktur pelaksana Tonix Health Recruitment, meningkatnya agresi Australia dan Inggris dalam memburu perawat Selandia Baru menyulitkan negara ini untuk mempertahankan tenaga kesehatan profesionalnya. Ia juga menyoroti masalah perawat yang terlatih di luar negeri yang menggunakan Selandia Baru sebagai pintu belakang untuk masuk ke Australia dengan lebih mudah. Nattrass mengatakan bahwa meskipun Tonix Recruitment bekerja keras untuk mendukung para perawat dalam mendapatkan registrasi Dewan Keperawatan Selandia Baru, beberapa orang menggunakan hal ini sebagai batu loncatan untuk masuk ke Australia.
Terlepas dari tantangan yang ada, Nattrass percaya bahwa Selandia Baru memiliki banyak hal yang dapat ditawarkan kepada perawat luar negeri, termasuk budaya dan gaya hidup yang unik. Tonix Recruitment akan mengadakan perekrutan di Singapura bulan depan, dengan fokus untuk mencari perawat dari Filipina, yang memiliki jumlah perawat terdaftar tertinggi di dunia.
Kesimpulannya, meskipun daya tarik gaji yang lebih tinggi di Australia mungkin menggiurkan, perawat Selandia Baru harus mempertimbangkan dengan cermat pilihan mereka sebelum menyeberangi Tasman, karena rumput di sana mungkin tidak sehijau kelihatannya.