Selandia Baru dapat memperoleh manfaat dari program investasi besar-besaran yang bertujuan untuk memperbaiki rumah-rumah yang tidak sehat di negara ini. Menurut sebuah laporan dari Business and Economic Research Limited (BERL), rumah tangga dapat memperoleh keuntungan senilai $116 miliar meskipun pertumbuhan ekonomi sedang tertekan. Laporan yang ditugaskan oleh Building Research Association of New Zealand (BRANZ) ini melihat program retrofit dari luar negeri, termasuk satu program dari Republik Irlandia, yang dapat diterapkan di Selandia Baru.
Studi ini menilai tiga skenario dengan program retrofit mulai dari yang termurah, diperkirakan sebesar $26,6 miliar, hingga yang termahal, sebesar $58,1 miliar. Dalam ketiga skenario tersebut, produk domestik bruto (PDB) negara tersebut akan lebih rendah pada tahun 2050 dibandingkan dengan perkiraan bisnis seperti biasa, tanpa program retrofit. Namun, rumah tangga akan mendapatkan manfaat senilai $116 miliar, yang akan diterjemahkan ke dalam peningkatan kesehatan, produktivitas, dan penggunaan energi.
Konsultan senior Nick Robertson mengatakan bahwa pendapatan rumah tangga akan meningkat sebagai hasil dari manfaat program retrofit, yang mengarah pada dampak ekonomi domestik. Laporan ini menunjukkan bahwa PDB bukanlah ukuran yang tepat untuk mengukur kinerja ekonomi karena hanya mempertimbangkan ekonomi secara keseluruhan dan tidak menunjukkan bagaimana hal tersebut dapat terkonsentrasi di antara populasi.
Robertson juga menekankan bahwa program retrofit adalah investasi dalam kesehatan warga Selandia Baru, yang mengarah pada peningkatan produktivitas dan berkurangnya waktu cuti karena sakit. Temuan laporan ini mendukung perlunya investasi di sektor perumahan Selandia Baru untuk menyediakan lingkungan yang lebih sehat dan produktif bagi warganya.