Dolar Selandia Baru melonjak lebih tinggi setelah sebuah laporan menunjukkan inflasi Amerika Serikat melambat, mengurangi tekanan pada Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan depan.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, turun 0,6% setelah data semalam pada hari Rabu menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) AS naik pada laju tahunan 4,9% di bulan April, lebih lambat daripada ekspektasi 5%.
Hal ini meningkatkan daya tarik dolar Selandia Baru, yang melonjak menjadi US63,85 sen dari US63,24 sen.
Pasar sekarang mengharapkan Federal Reserve untuk berhenti sejenak di bulan Juni, menandai pertama kalinya mereka tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan dalam lebih dari satu tahun, dengan penurunan suku bunga yang “cukup agresif” sebesar 100 basis poin yang sekarang sudah diperhitungkan hingga awal tahun depan, katanya.
Di Selandia Baru, pasar telah sepenuhnya memperhitungkan kenaikan 25 basis poin (bps) pada suku bunga resmi Reserve Bank bulan ini, yang akan membawa suku bunga acuan menjadi 5,5%.
Menyusul laporan inflasi AS, para trader pada hari Kamis memperpanjang prediksi mereka untuk penurunan suku bunga Reserve Bank hingga akhir tahun depan menjadi 165bp dari 160bp pada hari Rabu.
Para trader sekarang akan menantikan survei ekspektasi inflasi Reserve Bank yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Jumat.
Indeks acuan S & P / NZX 50 tergelincir 0,8%, atau 99,539 poin, menjadi 11.887,76 pada hari Kamis.
Saham-saham desa pensiun jatuh setelah Komisi Perdagangan mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka meluncurkan sebuah investigasi ke dalam potensi pelanggaran Undang-Undang Perdagangan yang Adil oleh desa-desa pensiun.
Steel & Tube turun 1,9% menjadi $1,03, memperpanjang penurunan minggu ini menjadi 2,8%.
Kredit: stuff.co.nz