Sebuah survei Selandia Baru menunjukkan peningkatan non-perokok yang menggunakan vape nikotin. Studi dari Massey University menemukan bahwa 69% peserta menggunakan vape, naik dari 55% pada tahun 2020. 90% dari pengguna ini memilih vape nikotin. Anehnya, satu dari lima vaper ini tidak pernah merokok. Dr Marta Rychert, peneliti senior, mengatakan bahwa vapes sekarang lebih umum, terutama di kalangan anak muda. Dia menunjukkan bahwa banyak toko menjual vape, dan mereka sering dipromosikan di media sosial.
Studi ini juga membandingkan kebiasaan penggunaan vaper yang berbeda. Orang yang menggunakan vape nikotin cenderung vape setiap hari, sementara mereka yang menggunakan vape non-nikotin atau ganja lebih jarang melakukannya. Vaping secara teratur dapat menyebabkan masalah kesehatan. Para ahli menyarankan agar tidak menghirup apa pun selain udara segar.
Mengenai topik ganja obat, banyak pengguna masih mendapatkannya secara ilegal, meskipun dokter lebih terbuka untuk meresepkannya sekarang. Hanya satu dari sepuluh pengguna yang memiliki resep hukum, peningkatan kecil dari tahun 2020. Banyak yang takut untuk bertanya kepada dokter mereka karena stigma seputar ganja. Mendapatkan ganja secara ilegal bisa berisiko karena mungkin tidak aman. Namun, klinik ganja swasta baru memudahkan orang untuk mendapatkannya secara legal.