Xero mengatakan akan memangkas hingga 800 pekerjaan.
Perusahaan software akuntansi yang berbasis di Selandia Baru, Xero, berencana memangkas hingga 800 pekerjaan untuk memangkas biaya demi meningkatkan keuntungan.
Kepala eksekutif Sukhinder Singh Cassidy mengatakan bahwa restrukturisasi ini diperlukan untuk memposisikan bisnisnya agar dapat terus berkembang.
“Untuk memungkinkan fase pertumbuhan Xero selanjutnya dan mendorong hasil yang lebih baik bagi pelanggan, kami harus merampingkan dan menyederhanakan organisasi kami,” ujar Singh Cassidy.
Xero, yang didirikan dan berbasis di Wellington, namun terdaftar di Bursa Efek Australia, menawarkan layanan akuntansi berbasis cloud dengan lebih dari 3,5 juta pelanggan dan sekitar 4.500 staf yang berkantor di Selandia Baru, Australia, Amerika Utara, Inggris, dan Asia Tenggara.
Tidak disebutkan secara rinci di mana pemangkasan akan dilakukan.
“Pengurangan jumlah karyawan ini akan meningkatkan profitabilitas operasional Xero karena rasio biaya operasional terhadap pendapatan diperkirakan akan turun secara signifikan pada tahun fiskal 2014,” ujar Singh Cassidy.
Ia mengatakan bahwa restrukturisasi ini diperkirakan akan memakan biaya antara 25-35 juta dolar AS.
Perusahaan juga akan menjual platform pinjaman Waddle yang berbasis di Australia, yang dibeli pada tahun 2020, dan menghapus $30-40 juta.
Saham Xero, yang hanya diperdagangkan di bursa saham Australia, melonjak sebanyak 11 persen ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir, sementara analis investasi mengacungi jempol atas langkah tersebut.