Kompetisi Bird of the Year tahun ini mendapatkan perhatian internasional, dengan Hoiho (Penguin Bermata Kuning) yang terancam punah menjadi pusat perhatian. Dengan hanya 131 pasangan berkembang biak yang tersisa di daratan Selandia Baru, Hoiho menghadapi banyak ancaman dari aktivitas manusia dan perubahan iklim, menjadikan kelangsungan hidup mereka sebagai prioritas utama bagi para konservasionis.
Populasi Hoiho telah sangat terpengaruh oleh perusakan habitat, predasi, dan ancaman laut seperti polusi dan penangkapan ikan yang berlebihan. Penguin ini, sering disebut “penjaga laut,” adalah indikator utama kesehatan ekosistem laut, tetapi kerentanan mereka telah tumbuh karena efek kumulatif dari ancaman ini.
Upaya untuk menyelamatkan Hoiho dipimpin oleh organisasi Dunedin seperti Yellow-Eyed Penguin Trust, Rumah Sakit Margasatwa Dunedin, dan OPERA. Pekerjaan mereka mencakup penelitian inovatif, rehabilitasi, dan restorasi lingkungan, dengan Rumah Sakit Margasatwa baru-baru ini merayakan yang pertama di dunia dalam mengerami dan menetas telur Hoiho.
Kampanye untuk menyelamatkan Hoiho telah mengumpulkan dukungan dari tokoh-tokoh global seperti Dr. Jane Goodall dan mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark. Dengan hanya dua hari tersisa dalam kompetisi Bird of the Year, Hoiho memimpin, tetapi balapan masih dekat, menyoroti urgensi melindungi spesies ikonik ini sebelum terlambat.